19/01/11

FAT JATENG 2010

Sebuah keajaiban ketika seorang Budi Hariyanto dapat berangkat tugas ke luar negeri bukan untuk urusan gila seperti di Sudan dulu, harus diakui budi diberangkatkan ke Sudan dulu karena negara butuh orang gila yang menangani komlek di sana. Kalau bukan karena "bapak itu" ga mau berangkat maka yakin seyakin-yakinnya budi tidak akan berangkat tugas dimana tiketnya saja sudah USD 6,600. Ya untuk meyakinkan pembaca, kalimat pertama yang saya denger di negeri jauh tersebut adalah "kok bisa bapak yang datang ?". Ane jawab emang gua pikirin.
Banyak hal yang bisa saya dapat di sini, ketika saya banyak bertanya tentang sistem ini, mungkin terlalu banyak untuk orang yang tidak pernah sekolah dan mungkin saya juga tidak tahu apa maksud pertanyaan saya, yang jelas pertanyaan itu membuat terbuka bahwa perwakilan mereka di Indonesia saja masih belajar apa itu APCO P25 ( bayangkan ? apalagi yang jualan lha yang perwakilannya aja baru belajar karena ada proyek ini di lembaga saya bekerja).
Pelajaran yang kedua akibat pertanyaan saya adalah sebuah pertanyaan dari pihak bule-nya. Apakah saat anda membelikan sepatu untuk anak anda, anda sebelumnya bertanya dulu kepada anak anda tentang sepatu yang ingin anda belikan untuknya ? Saya tidak menjawab tetapi bahasa tubuh saya mengatakan lha iya lah sehingga si bule kembali berkata, bila anda bertanya kepada anak anda, mengapa anda tidak bertanya kepada Jawa Tengah yang mana sistem radio ini akan diimplementasikan. Selanjutnya saya terdiam dan mules perut sehingga tidak mau nanya-nanya lagi.
Saya menyakini bila republik ini mau bertanya dulu ke Jawa Tengah, belum tentu sistem ini yang akan dibeli oleh republik ini. Saya yakin mereka akan mengutamakan coverage dan jumlah alkom yang banyak daripada berargumen High Tech. Dan saya yakin pada akhirnya bila itu terjadi maka keuntungan akan semakin kecil bagi penjarah-penjarah uang republik ini, makanya hal itu tidak dilakukan.........kan udah sukur gua beliin (kata pejabatnya).
Saya berharap semoga ini menjadi kebodohan kita yang terakhir dalam proses pembangunan kedepannya. Semoga apa yang kita beli adalah hal yang memang kita butuhkan, sehingga tepat guna adalah pertimbangannya. Tidak usah berbicara antisipasi ke depan, Krakatau steell saja yang dibuat untuk mengantisipasi pembangunan strategis yang dipikirkan oleh bapak bangsa, yang dibangun dengan cara ngutang toh akhirnya dijual juga saat sudah lunas dan harga baja lagi tinggi..........jadi kalo sampai kita mengambil langkah bodoh ya jangan sampai sebodoh itu lah. 

Tidak ada komentar: